Kamis, 14 Mei 2009

Kata CINTA

Merah lembayung masih tersisa, walaupun sudah mulai pudar seiring gelapnya waktu malam dan mulai masuknya waktu Isya di kota seribu menara. Cahaya mentari yang tadi siang terasa panas kini tergantikan oleh terangnya lampu-lampu yang terpasang di tiang-tiang bangunan. Cahaya merkuri menerangi langkahku yang terus bergegas meninggalkan pasar Khan Kholili.

Langkahku terus ku percepat supaya bisa berjama’ah di masjid Al-Azhar. Sampai disana iqomah belum dikumandangkan. Aku pun bergegas menuju barisan paling depan walaupun sudah mulai penuh dengan barisan tamu Allah yang akan menunaikan kewajiban sholat isya di mesjid yang didirikan oleh bani Fathimiyah ini.

Orang-orang sibuk mengatur shaf masing-masing tatkala iqmah berkumandang. Syeik Yusuf yang menjadi Imam malam ini melantunkan ayat-ayat Allah dengan suara khasanya. Ayat-ayat Al-Qura’an yang beliau baca malam itu seakan menjadi sebuah penawar yang mujarab bagiku.

Sebuah ayat dari surat al-Ruum yang memjelaskan bahwa Allah menjadikan ikatan pernikahan itu supaya terciptanya ketenangan atau sakinah masih terngiang di telingaku tatkala aku melangkahkan kaki menuju halte bus di Darrasah.

Aku masih nestapa karena ocehan teman-temanku yang menganggap aku adalah orang pasif yang tak pernah merasakan dan mengatakan kata cinta kepada perempuan manapun. Bagi sebagian orang kata CINTA itu ibarat imbuhan yang sangat mudah dikawinkan dengan kata apa pun. Mereka menganggap kata CINTA itu sangat mudah ditempelkan dengan perempuan manapun walaupun hanya kenal di tempat menunggu bus atau di tempat lain.

Tapi bagiku kata CINTA kepada kaum hawa yang bukan mahram adalah ungkapan tanggung jawab. Aku tidak mau ada istilah mumpung masih muda sehingga bebas gandeng sana gebet sini dan aku juga tidak ingin berhubungan dengan seseorang yang beranggapan belum tentu nikah, sehingga tidak menjalani hubungan dengan penuh keseriusan.

Bahkan menggaet perempuan cuman supaya bisa diajak jalan-jalan dan sebagai media syahwat merupakan perkara yang jangan terjadi pada diriku. Sungguh aku terhina bila hanya menjadikan kata CINTA sebagai media penyalur syahwat.

Walaupun aku sadar aku bukanlah orang sempurna dan pastinya banyak kekurangan. Tapi harga mahal bagi seorang lelaki adalah tanggung jawab dunia akhirat dalam menyelamatkan dirinya dan keluarganya dari sengatan api neraka. *(/Kang Bahra)

Informasi Serupa



Widget by Hoctro | Jack Book

0 comments:

Posting Komentar

Tuliskaan komentar anda dan percantik ekspresinya dengan menambahkan smiley emoticon dengan menuliskan kode yang ada disamping gambar icon dan kode lainnya yang biasa dipakai di Yahoo!Messenger. Jangan lupa pilih profile yang sesuai dengan diri Anda!

Syukron!